DP2KBP3A Inhil Terus Dorong Penurunan Angka Stunting di Inhil

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Inhil bidang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan sosialisasi untuk Upaya Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting 2022 yang dilaksanakan selama 2 hari yang dihadiri TP-PKK, Kader kader posyandu kecamatan se-kabupaten Inhil, Sabtu (15/10/2022).

 

Kepala dinas DP2KBP3A Inhil R Arliansah melalui Kabid Bkkbn Drs H Asril, menyampaikan, dalam upaya percepatan penurunan stunting, keluarga adalah komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan stunting.

 

“Tidak hanya optimalisasi Seribu Hari Pertama Kehidupan tetapi persiapan jauh sebelum itu, dimulai persiapan sejak usia remaja, sejak menjadi calon pengantin atau sejak sebelum terjadi pembuahan (prakonsepsi), dilanjutkan masa kehamilan, menyusui hingga anak usia 2 tahun,” kata Kabid Bkkbn Inhil.

 

Ia menjelaskan, periode Seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan intervensi yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal di masa mendatang. Gagal tumbuh dan stunting yang terjadi pada periode tersebut dapat menyebabkan gangguan perkembangan kecerdasan.

 

Dia menambahkan, keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Karena itulah peran orangtua sangat dominan dalam menanamkan pendidikan dan pengasuhan berkualitas pada anak.

 

Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang juga perlu dilakukan oleh orangtua sehingga dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita

 

“Demikian halnya dengan Pola asuh dan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai usia 2 tahun merupakan intervensi penting yang berperan dalam proses tumbuh kembang anak,” ujarnya.

 

Ia juga  mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak lagi memikirkan hal-hal yang bersifat teoritis dan memakan waktu lama dalam upaya percepatan penurunan stunting.

 

Dia pun mendorong agar kegiatan seperti ini bisa dikembangkan di tempat lain oleh para stakeholder terkait sosialisasi, edukasi, dan inovasi percepatan penurunan stunting, termasuk berbagai upaya merubah perilaku dengan melakukan kampanye.

 

 “Kita pahami bersama bahwa dengan memperhatikan tren penurunan prevalensi stunting yang terjadi selama ini banyak pihak yang mengatakan bahwa angka 14 persen tersebut sulit untuk dicapai. Namun dengan semangat yang kuat dan sungguh-sungguh, kita harus yakin bahwa hal yang mustahil dapat menjadi kenyataan,” Tutupnya (Adv)

Editor : Reza MF

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*