Kenduri Pulau Tiga: Bangkitkan Kembali Budaya di Ujung Perbatasan

Natuna, resonansi.co -  Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Riau-Kepulauan Riau menggelar Kenduri Pulau Tiga di Desa Pulau Tiga (Tanjung Kumbik), Kecamatan Pulau Tiga Barat (Pultibar), Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Melalui Staf Perencanaan, Ardiansyah, Kepala BPK Wilayah IV menjelaskan bahwa BPK merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kebudayaan RI yang bertugas melestarikan objek cagar budaya serta mendorong kemajuan kebudayaan di seluruh Indonesia, khususnya di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.

“Kami ingin menghidupkan kembali budaya dan adat istiadat, khususnya di Kabupaten Natuna,” ujar Ardiansyah dalam sambutannya.

Beberapa tradisi yang kembali diangkat dalam kegiatan ini antara lain gotong royong, makan berdulang, pengenalan kuliner tradisional, serta kesenian khas Natuna seperti Tari Topeng, Mendu, dan Langlang Buana. Ia berharap kegiatan ini dapat memotivasi masyarakat untuk melestarikan kesenian dan budaya hingga diwariskan ke generasi mendatang.

Menurut Ardiansyah, konsep Kenduri Pulau Tiga berlandaskan semangat kebersamaan. Semua persiapan, mulai dari pembuatan panggung hingga memasak, dilakukan bersama warga. “Ini dari masyarakat untuk masyarakat,” tegasnya.

Rangkaian acara diawali dengan lokakarya di Museum Natuna, Kompleks Masjid Agung Natuna, yang menampilkan kesenian Mendu, Tari Topeng, dan Langlang Buana. Kenduri sendiri berlangsung selama tiga hari, 13–15 Agustus 2025.

Namun, pembukaan acara yang diharapkan menjadi momentum menghidupkan budaya dan menggerakkan perekonomian perbatasan ini tidak dihadiri satu pun pejabat teras Pemkab Natuna, termasuk Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Asisten, maupun Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan, Camat Pultibar juga absen.

“Sudah kita undang Bupati, tapi tidak hadir,” ungkap Ardiansyah dengan nada kecewa saat ditemui di Tanjung Kumbik.

Kepala Desa Pulau Tiga, Rozain, menuturkan bahwa pihaknya telah dua tahun berturut-turut mengajukan proposal pagelaran budaya ke pemerintah, namun tak pernah direspons. “Alhamdulillah, melalui BPK Wilayah IV, kegiatan ini akhirnya bisa terlaksana di tempat kami. Memang tidak mudah, perlu kesadaran dan kebersamaan,” ujarnya.

Rozain menyampaikan terima kasih kepada panitia dan semua pihak yang terlibat. Ia menilai Kenduri Pulau Tiga bukan hanya menghidupkan kembali budaya lokal, tetapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi dan menggerakkan perekonomian masyarakat.

Ia menambahkan bahwa Kecamatan Pulau Tiga Barat memiliki banyak potensi seni tradisional seperti Tari Zapin Tali, Gendang Silat, dan Gazal. Tari Zapin Tali bahkan telah mendapatkan hak cipta dan diakui berasal dari Pulau Tiga. “InsyaAllah malam ini akan kita tampilkan,” pungkasnya.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Camat Pulau Tiga Barat, Nico Lukmana, dan dihadiri oleh sejumlah kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta masyarakat setempat. (Zak

Editor : Reza MF



Bagikan