Misteri Raibnya Aset Pabrik Pengolah Gambir di Desa Tanjung Semakin Gelap

BANGKINANG- Misteri ke mana aset berupa mesin pengolah gambir di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu raib semakin menjadi misteri.

Perihal raibnya aset pabrik gambir ini semakin kabur usai kami mendatangi Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar, Senin, 24 Januari 2022.

Padahal, tujuan kami mendatangi Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan agar persoalan ini menjadi terang.

Di Dinas Perkebunan, kami menemui Kepala Bidang Usaha Perkebunan, Idrus.

Namun, saat kami tanya, tentang keberadaan pabrik yang merupakan hibah dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada 2006-2007 ini, Idrus mengaku tidak tahu.

Ia pun menyebut, tidak ada data yang bisa digali untuk mengetahui lebih jauh ke mana dan bagaimana aset berupa mesin pengolah gambir ini lenyap.

Ia hanya mengatakan, bahwa orang yang dulu menjadi Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK sudah meninggal dunia sehingga tak ada informasi yang bisa digali lagi.

Idrus juga mengatakan pun tidak ada arsip yang bisa kita buka kembali mengenai keberadaan pabrik ini.

Diwartakan sebelumnya, warga pertanyakan aset pabrik pengolahan gambir di Desa Tanjung Koto Kampar Hulu yang merupakan hibah Kementerian Pertanian RI.

Sekitar tahun 2006-2007 pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian pernah membangun pabrik pengolahan gambir di Desa Tanjung Koto Kampar Hulu.

Namun, saat ini sudah tidak diketahui lagi keberadaan pabrik tersebut. Warga pun mempertanyakan ke mana aset-aset pabrik ini.

Untuk menjawab rasa penasaran warga ini, kami lalu bertanya pada Kepala Desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu saat itu, Gussandri. 

Kebetulan, saat ini Gussandri juga menjabat sebagai Penjabat Kelapa Desa Tanjung.

Saat ditelepon, Gussandri mengungkapkan, pabrik gambir yang dihibahkan oleh kementerian pada tahun 2006 sudah lama tutup.

Kata Gussandri, pabrik pengolahan gambir ini tutup disebabkan oleh operasional pabrik yang tidak maksimal.

"Sempat beroperasi setahun. Ntah berapa tahun dulu, tapi karena hasil tidak maksimal akhirnya tutup sendiri," beber Gussandri, pada wartawan, Selasa, 11 Januari 2022.

"Pabrik ini dikelola oleh gabungan kelompok tani," sambung Gussandri.

Gussandri menjelaskan, pabrik ini dibangun oleh kementerian dan dihibahkan kepada masyarakat melalui kelompok tani.

Setelah pabrik tutup, Gussandri tidak bisa menjelaskan ke mana aset-aset seperti mesin-mesin pengolahan gambir tersebut berada.

"Kalau ke mana aset-aset pabrik, tak bisa saya menjawabnya. Takut salah saya nanti, apalagi bapak wartawan," katanya.

"Saat saya menjadi wali (kepala desa) dulu, pabrik itu sudah jadi, dan sudah beroperasi," tutur Gussandri.

Gussandri menyarankan wartawan untuk menelusuri persoalan ini ke Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar.

Sebab di Dinas Perkebunan, sebutnya, wartawan bisa mengecek detilnya, berapa anggarannya, termasuk berapa kapasitas pabrik dan ke mana aset-aset pabrik itu kini.

"Bisa ditelusuri ke Disbun Kampar untuk lebih jelas. Masa Zulfahmi itu dulu," ungkap Gussandri.(tim/redaksi)

Editor :

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*