Sari Kaya, Makanan Tradisional Jati Diri Masyarakat Kampar Yang Selalu Dinanti

BANGKINANG - Masakan tradisional merupakan salah satu daya tarik bagi penikmat kuliner di nusantara bahkan mancanegara. Sari Kaya yang merupakan Makanan tradisional masyarakat Bangkinang, setiap tahunnya selalu dinantikan oleh semua orang, bukan hanya masyarakat dalam negeri, bahkan yang berada di luar negeri pun juga menantikannya.

Sari Kaya yang terbuat dari bahan dasar santan, dan telur ini seringkali disajikan pada hari-hari tertentu, seperti bulan Ramadhan, tapi bukan dimakan pada siangnya melainkan pada saat berbuka puasa. Lebih enak dan nikmat jika dijadikan sebagai makanan penutup setelah makan nasi.

Selain bulan Ramadhan, Sari Kaya juga akan disediakan ketika lebaran puasa enam di setiap tahunnya. Ketika momen ini para perantau yang berasal dari Bangkinang akan kembali ke kampung halaman, selain untuk silaturrahmi juga untuk mencicipi kuliner tradisional nya, seperti Sari Kaya dan Lomang Puluik.

Tidak hanya keluarga atau dunsanak perantau yang ingin melakukan kunjungan lebaran puasa enam ini, kerabat dari luar kota juga sering datang ke Bangkinang pada saat momen ini. Sekaligus menikmati Sari Kaya dan Lomang Puluiknya Bangkinang.

Kadis Parbud, Zamhur turut mengomentari adanya Sari Kaya ini menjadi sesuatu yang menjadi jati diri bagi masyarakat Kabupaten Kampar.

"Sari Kaya ini telah ada sejak dahulu kala, makanan ini sering disajikan pada momen-momen tertentu dahulunya, seperti menyambut bulan suci Ramadhan, Buka Puasa bersama bulan Ramadhan, dan Hari Raya Puasa Enam," ucap Zamhur di Bangkinang, Minggu (26/11/2023).

"Namun seiring perkembangan Zaman, Sari Kaya ini telah disajikan pada saat menyambut orang-orang penting, seperti orang-orang yang telah berjasa di sebuah kampung atau daerah, dan kemasannya pun telah banyak variannya, yang dulunya biasa disajikan hanya pada piring, sekarang sudah mulai ada yang menggunakan tempat plastik yang lebih menarik," tambahnya.

"Harapan saya, karena Sari Kaya ini termasuk makanan yang tidak bisa bertahan lama, suatu saat nanti mungkin bisa dicari cara agar Sari Kaya ini mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipasarkan pada objek-objek wisata yang ada," tutupnya. Adv

Editor : Herdi Pasai

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*