Tekat Tiga Dara, Dari Garasi Mobil Hingga Keliling Indonesia

PEKANBARU- Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tekat Tiga Dara bergerak dibidang kerajinan khas melayu Riau, seperti Sulam Tekat, Batik khas Riau, Tenun dan Souvenir khas Riau.

Pemilik usaha, Tengku Syarifah Nurilla Zaharazad menyebut dasar memilih bidang ini berangkat dari hobi dari usia remaja dan dikembangkan di Pekanbaru dari tahun 2006.

"Alahamdulillah usaha ini terus berkembang," ujarnya di Galeri Tekat Tiga Dara, Jalan Dahlia, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekabaru, Rabu (26/2/2025).

TS Nurilla Zaharazad bercerita bahwa masih memiliki garis keturunan dengan Kesultanan Pelalawan, Tengku Pangeran Regent dengan masa kesultanan pada rentang tahun 1925- 1940.

Memiliki keturunan "darah biru" tentu membuat TS Nurilla Zaharazad mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan dan kerajinan khas melayu Riau. 

"Kerajinan kami berangkat dari pola melayu yang dikombinasikan dengan motif yang dikembangkan secara sendiri," ujarnya.

Salah satu hasil karya Tekat Tiga Dara berupa Batik tulis kontemporer. Batik tulis tersebut mempunyai dasar warna kuning, yang dipadukan dengan corak rumah singgah Tuan Kadi, Tugu Selais dan tampuk Manggis.

"Corak ini merupakan ikon Kota Pekanbaru," jelasnya.

Dalam perkembangannya, Tekat Tiga Dara mendapat dukungan melalui program Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Ia mengatakan BRI sangat mendukung kegiatan usaha yang ditekuninya. Kepedulian perusahaan Plat merah ini berupa pelatihan UMKM serta bantuan alat tenun.

Dengan bantuan ini, pihaknya mampu meningkatkan produksi tenun. Tidak hanya itu, untuk pembiayaan BRI juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat atau KUR.

"Kami ada beberapa kali mendapatkan pembiayaan dari BRI, dan sampai saat ini pihak Bank juga menjadi pelanggan setia," ujarnya.

Ia bercerita, Awal sekali melakukan peminjaman sebesar 20 juta Rupiah. Dan ini menjadi loncatan usaha pada saat merintis.

Awal bantuan ini membuat usaha nya menjadi berkembang dan diajak berbagai kegiatan, mulai dari tingkat Kelurahan, Kabupaten hingga tingkat Provinsi.

"Dan juga diajak keliling indonesia untuk mengikuti pameran Expo," ujarnya.

"Dengan bantuan KUR ini, kita dapat meningkatkan produk, menambah jenis produk, sehingga produk kita diminati oleh masyarakat," tambahnya.

                           Berawal dari Garasi Mobil

Teuku Syarifah Nurilla Zaharazad Bersuamikan Teuku Irwan yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan Kejaksaan Tinggi.

Tengku Irwan sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh TS Nurilla Zarazad. Ia bercerita, sejak tahun 2006 lalu, Ia bersama keluarga pindah tugas di Kota Pekanbaru, setelah sebelumnya bertugas di Kota Dumai.

Usaha ini berawal dari garasi mobil. Dan sampai sekarangpun usaha ini masih memanfaatkan space garasi tersebut.

"Cuma ada beberapa perbaikan dan perombakan di depan," ujar Teuku Irwan.

Tungku Irwan mengatakan perombakan tersebut berupa penambahan kanopi untuk tempat pembuatan batik tulis dan beberapa proses produksi batik.

"Nah, kanopi ini juga dibantu oleh pihak BRI," ujarnya dengan ramah.

Bekas garasi ini disulap menjadi galeri. Ada beberapa etalase memamerkan hasil karya. Ada Tanjak, Souvenir, Batik tulis, Tekat sulam.

Disamping galeri tersebut, juga terdapat space ruangan untuk mesin tenun.

Tidak hanya galeri dan hasil kerajinan, ruangan sederhana tersebut juga memamerkan sederet penghargaaan yang telah didapatkan oleh Tekat Tiga Dara. 

Salah satunya adalah piagam penghargaan pemenang Produk Kriya Terbaik I pada Bazaar UMKM yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di mal Ciputra Seraya Pekanbaru pada tahun 2024 lalu. Piagam ini ditandatangani oleh Pj Walikota Pekanbaru, Mufhlihun.

                                                 Siddhakarya

Pada tahun 2016 lalu, Tekat Tiga Dara memdapatkan penghargaan berupa Piagam Siddhakarya. 

TS Nurilla Zaharazad mengatakan piagam ini diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Riau. 

Piagam ini berupa pengaharagan produktivitas tahun 2016 dengan kualifikasi beginning improvement

"Ini merupakan piagam yang sangat berkesan," ujarnya dengan suara bergetar.

                                                 Se-frekuensi

Buah tidak akan jauh dari pohonnya. Ungkapan tersebut juga berlaku pada TS Nurilla Zaharazad. 

Putri kedua, TS Afifah Syafni juga mengikuti langkah sang ibu dalam melestarikan warisan kerajinan Khas melayu Riau.

Ia menyebut dalam desain selalu mengikuti perkembangan zaman. "Sehingga nantinya produk ini juga digemari oleh generasi muda," ujarnya.

Mahasiswi jurusan Bisnis, Universitas Lancang Kuning (Unilak) Riau ini juga melakukan perpaduan dalam setiap produk.

"Misalnya Batik tulis digabung dengan sulaman," ucapnya.

Dara manis ini juga mengajak generasi muda Riau lebih menghargai dan melestarikan nilai budaya.

Sementara itu, Pimpinan Cabang (Pimca) BRI Lancang Kuning Pekanbaru, Filipus Evan Adinda mengatakan bahwa tahun 2025 ini, pihaknya terus mendukung keberadaan UMKM. 

Ia menyebut sektor UMKM medapat porsi lebih dalam layanan fasilitas perbankan seperti penyaluran KUR.

"Tidak itu saja, kita juga memberikan pelayanan optimal, seperti Simpedes, tabungan, Britama maupun Kupedes," ujarnya.

Pria berkacamata tersebut mengatakan prinsip dari BRI adalah hadir dan siap memberikan pelayan terbaik.

"Ini adalah bentuk dukungan kita terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan modal dalam menjalankan usaha," tukasnya. Herdi

Editor : Herdi Pasai

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*