Kesan dan Pesan Acara Pelepasan Tugas Danlanal Ranai bersama Pemda Natuna

Natuna, Resonansi.co – Bupati Natuna, Cen Sui Lan, menghadiri acara pelepasan tugas Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Ranai, Kolonel Laut (P) Maman Nurachman. Acara tersebut berlangsung di aula serbaguna Mess Tjiptadi, Mako Lanal Ranai, pada Jumat (7/3/2025) sore.  

Bupati Cen Sui Lan hadir bersama suaminya, H. Raja Mustakim, serta didampingi oleh Sekda Natuna, Boy Wijanarko Varianto, Ketua DPRD Natuna, Rusdi, serta sejumlah pimpinan Forkopimda, tokoh agama, pengusaha, dan tamu undangan lainnya.  

Dalam sambutannya, Bupati yang memiliki nama Islam Aisyah ini menyampaikan apresiasi atas dedikasi Danlanal Ranai beserta jajarannya dalam menjaga perairan Natuna Utara. Ia menekankan bahwa 99,25 persen wilayah Natuna merupakan lautan, dengan sektor perikanan serta minyak dan gas bumi (migas) sebagai pilar utama ekonomi daerah tersebut.  Sekda Natuna Boy Wijanarko (baju putih) turut menghadiri

“Kita menghadapi banyak tantangan di laut, salah satunya adalah illegal fishing. Oleh karena itu, keberadaan TNI Angkatan Laut sangat penting dalam menjaga perairan kita,” ujar Cen Sui Lan.  

Ia juga menyoroti menurunnya jumlah ikan di perairan Natuna, termasuk ikan bilis yang menjadi andalan nelayan lokal. Menurutnya, diperlukan upaya bersama untuk menjaga kelestarian laut sebagai sumber penghidupan masyarakat pesisir.  

Sementara itu, Kolonel Laut (P) Maman Nurachman dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah, Forkopimda, dan masyarakat Natuna atas dukungan terhadap tugas Lanal Ranai selama ia bertugas.  

Maman juga menepis anggapan bahwa Natuna merupakan daerah konflik maritim dengan negara-negara tetangga. Ia justru merasa nyaman bertugas di Natuna karena lingkungannya yang tenang dan udara yang masih segar.  

Menanggapi masalah illegal fishing, Maman mengusulkan agar perairan Natuna lebih banyak diisi kapal nelayan lokal. Ia mengibaratkan laut Natuna sebagai rumah mewah yang tidak berpenghuni, sehingga menarik pihak luar untuk masuk dan mengambil sumber daya laut secara ilegal.  

“Jika perairan kita ramai dengan kapal nelayan lokal, maka kapal asing akan berpikir dua kali sebelum memasuki wilayah kita. Karena laut tidak bisa dipagari seperti daratan, kehadiran nelayan kita sangat penting untuk menjaga kedaulatan perairan,” jelasnya.  

Acara ini ditutup dengan buka puasa bersama, penyerahan cinderamata, dan salam perpisahan (Zaki)

Editor : Reza MF

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*