Kuasai Panggung Debat, Datuk Yusri Tunjukkan Kapasitasnya sebagai Ketua Lembaga Adat dan Matang di Pemerintahan

TANAH MERAH - Debat Publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kampar tahun 2024 Sabtu (2/11/2024) malam di Hotel Labersa, Desa Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar sukses dilaksanakan. 

Dari keempat pasangan calon, publik menilai bahwa Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Kampar Nomor Urut 2 Drs H Yusri, MSi-H Rinto Pramono, SPi, MM menguasai panggung debat. 

Calon Bupati Yusri terbukti menunjukkan kapasitasnya sebagai ninik mamak sekaligus sebagai Ketua Lembaga Adat Kampar (LAK) dan juga menunjukkan ke matangnya di pemerintahan. 

Tokoh masyarakat Kabupaten Kampar Dr H Ilyas HU menilai Yusri tampil tenang, santai, menghargai lawan politiknya dan tampil cerdas menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya, baik pertanyaan dari penelis maupun dari Paslon lain. Yusri tidak terpancing dengan pernyataan maupun pertanyaan Paslon lainnya yang berupaya “memancingnya”. Intonasi suaranya benar-benar menggambarkan Yusri sebagai datuk adat dan kedewasaannya.  “Alhamdulillah kita sangat puas dengan penampilan Datuk Yusri dan Mas Rinto. Datuk dan Rinto tampil bagus, mereka tenang dan jawabannya bagus-bagus,” ujar  mantan Anggota DPRD Riau dan DPRD Kampar ini kepada wartawan. 

Puluhan pendukung Yusri-Rinto selama debat berlangsung selalu menyampaikan aplaus dan semangat. Begitupun setelah acara debat selesai, mereka tampak bersuka cita karena Datuk Yusri berhasil tampil baik dan menunjukkan bahwa ia sebagai datuk adat yang juga tampak kematangannya secara emosional. 

Salah satu jawaban Yusri yang telah ada buktinya adalah ketika dia menjawab soal konflik agraria dan kasus-kasus kriminal pencurian buah sawit yang dilakukan oleh masyarakat kecil. 

Dalam kesempatan ini Yusri menjelaskan, dalam masa enam tahun tiga bulan dia menjadi Sekretaris Daerah (Sekda), dia telah berhasil menuntaskan konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan, diantaranya adalah antara masyarakat Terantang dengan PTPN V dan antar masyarakat. Kemudian sebanyak 2.800 hektare lahan kembali ke masyarakat Senamanenek, Kecamatan Tapung Hulu serta konflik masyarakat Siabu dengan PT Ciliandra. 

Seluruh permasalahan itu ia selesaikan selaku datuk adat, selaku Ketua Lembaga Adat Kampar dan Sekda Kampar. 

Sebagai Sekda Yusri juga membeberkan apa yang telah ia berhasil lalukan, diantaranya sukses mengamankan alur keuangan daerah dan menjaga perekonomian di daerah. Meskipun Indonesia dalam masa covid-19 tapi tidak ada tunda bayar di Kampar. Pertumbuhan ekonomi 3,8 persen dan pendapatan asli daerah (PAD) tetap meningkat. Kedepan, PAD akan dimaksimalkan dari sektor swasta karena ada ratusan perusahaan yang bergerak di Kampar. 

Datuk Yusri yang juga tunak di pertanian hingga menjadi Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Riau, menyampaikan penjelasan mengenai potensi ekonomi dari pertanian padi dan palawija bila dibandingkan dengan berkebun kelapa sawit. 

Berkaitan infrastruktur, Datuk Yusri menyampaikan, akan memprioritaskan pembangunan dan perbaikan jalan, pendidikan dan kesehatan. Terutama di daerah Serantau Kampar Kiri, Tapung Raya maupun di bagian tengah Kabupaten Kampar. Yusri juga optimis bahwa Paslon 2 bisa melakukan itu karena Paslon 2 didukung partai besar, yakni Partai Gerindra. 

Dibidang pariwisata Yusri juga membeberkan konsepnya agar pariwisata bisa mendongkrak perekonomian masyarakat, diantaranya mendidik perilaku masyarakat agar memiliki kesadaran wisata yang tinggi, menerima tamu dengan baik dan membenahi infrastruktur di berbagai objek wisata. 

Bicara kepentingan kaum perempuan, menurut Datuk, perempuan memiliki daya kemampuan ketelitiannya, perempuan bisa dipercaya, maka untuk kaum perempuan perlu diberikan pekerjaan yang sesuai dengan kaum perempuan dan diberikan bantuan modal serta diklat agar bisa menopang ekonomi keluarga. 

Yusri juga menyoroti persoalan kaum perempuan yang lain adalah banyaknya tingkat perceraian dan nikah siri yang menyebabkan anak-anak dari yang mereka kandung tidak memiliki dokumen kependudukan yang lengkap. Ia merasa kasihan karena banyak anak tidak memiliki bapak dan ia juga tidak ingin tingkat perceraian yang mencapai ribuan pasangan terjadi. **

Editor : Herdi Pasai

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*