Gulamo, Grand Canyon Kampar

Bersembunyi dibalik keindahan alamnya, kini, Gulamo mampu mencuri atensi masyarakat. Dengan keindahan tersebut, Gulamo menjadi salah satu nominasi kategori “surga tersembunyi popular” pada Anugerah Pesona Indonesia (API) ke- IV tahun 2019, yang ditaja oleh kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Menurut situs resmi API, www.anugerahpesonaindonesia.com,  yang diakses pada tanggal 15 Juli 2019, API merupakan rangkaian kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam upaya membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Indonesia. Disamping itu penyelenggaraan API juga bertujuan untuk mendorong peran serta berbagai pihak terutama Pemerintah Daerah untuk lebih berupaya dalam mempromosikan pariwisata di daerahnya masing-masing.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar, Ir Zulia Dharma melalui Kepala seksi promosi, David Hendra, mengatakan bahwa proses Gulamo menjadi salah satu nominator pada ajang API ini mampu meningkatkan gairah di sektor kepariwisataan di Riau khusunya di Kampar. David bercerita bahwa proses  pengajuan dilakukan secara bertahap. Untuk API tahun 2019 Dinas Pariwisata Kampar mengajukan  ke Dinas Provinsi Riau dan diteruskan ke Kementerian Pariwisata. “ Proses penilaian ini dilakukan di kementerian pariwisata, dan setelah itu dikeluarkan pengumuman Gulamo menjadi salah satu nominator” ujarnya kepada Tabloid BOS, Selasa (9/7) lalu.

Menurut David Hendra, nama Gulamo  diambil dari nama sungai yang berada di area danau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang. Gulamo adalah sungai kecil, dimana di kedua sisinya terdapat tebing terjal. Pahatan alam tersebut, konon menyerupai tebing Grand Canyon yang tersohor, berada di Arizona, Amerika Serikat.” Ada nuansa yang menakjubkan ketika melintasi tebing tersebut” ujarnya.

Gulamo terletak di sebelah  barat dari ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. Jarak menuju ketempat tersebut dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dengan menggunakan kenderaan pribadi. Untuk memasuki daerah tersebut bisa melalu Desa Tanjung Alai, Kecamatan XII Koto Kampar. Dari Desa Tanjung Alai, Sepanjang perjalanan, wisatawan disuguhi oleh keindahan pemandangan alam danau PLTA. Perjalanan menuju sungai Gulamo dapat ditempuh selama 45 menit dengan menggunakan perahu.  “Tidak itu saja vegetasi sepanjang aliran masuk ke sungai Gulamo tersebut masih terjaga dengan baik”, ujar David.

Pada API tahun 2019 ini, Gulamo bersaing dengan 10 destinasi lainnya. Menurut data dari Dinas Pariwisata Kampar per 30 Juni 2019 lalu, Gulamo menempati posisi kedua dalam perolehan polling pesan pendek. Polling tersebut memanfaatkan sistem pengiriman pesan pendek (SMS). David Hendra juga menghimbau kepada masyarakat Riau untuk mendukung Gulamo dengan cara mengirim pesan pendek. Tata caranya dengan ketik API 18 C kirim ke 99836. “nantinya apabila menjadi pemenang, akan menjadi promosi gratis bagi sektor pariwisata di Riau”, ujarnya.  Kini, Gulamo bersaing ketat dengan destinasi wisata Danau Rana yang terdapat di Pulau Buru, Provinsi Maluku.

Disis lain, Menurut David Hendra, semenjak Gulamo menjadi nominasi API, animo wisatawan meningkat. Imbasnya, pergerakan  ekonomi masyarakat pun ikut berputar. Ia menceritakan bahwa, sebelum destinasi ini dikenal luas, masyarakat setempat masih mengandalkan usaha pertanian dan perkebunan. Tetapi sekarang, masyarakat sudah banyak yang menggantungkan pencariannya dengan membuka usaha jasa sewa perahu. Untuk sewa perahu, per paket untuk 10 orang wisatawan dipatok 600 ribu Rupiah. hy

Editor : Herdi Pasai

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*