Pariwista Bumi Sarimadu Kembali Merayu
- Reporter: Redaksi
- 29 November 2023, 11:00:02 WIB
- Riau
KAMPAR- Sektor pariwisata di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, menggeliat setelah hantaman badai virus Corona pada tahun 2019 lalu. Negeri berjuluk Bumi Sarimadu tersebut kembali merayu wisatawan.
Arus Sungai Subayang di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, meliuk deras. Airnya jernih, tempat bersarang berbagai jenis ikan raksasa.
Di desa ini eksistensi sektor pariwisata bergeliat, menjadi benteng ribuan kayu alam di kawasan suaka margasatwa Bukit Rimbang- Bukit Baling. Kehadiran Pariwisata mengusik raungan mesin gergaji raksasa.
Pemerintah bersama kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat, rutin menggelar agenda pariwisata di Desa Gema. Saban tahun, Festival Subayang megahnya terasa merasuk merayu, membius wisatawan selalu.
Festival Subayang membungkus rangkaian acara seperti atraksi budaya, camping, lomba mancing, pacu sampan. Kemudian, ada pula pameran ekonomi kreatif dan UMKM, panen ikan raksasa di lubuk larangan, serta ritual budaya tempatan.
Di Subayang wisawatan bisa menyaksikan kembali ragam kearifan lokal. Selain itu, bisa menyusuri kelestarian alam yang menjadi topik menarik ketika berwisata ke destinasi ini. Selain destinasi tersebut, sejumlah air terjun juga menjadi magnet bagi pelancong di Kampar.
Air terjun Batu Tilam, Batu Dinding, Panisan, Koboko, Tambang Murai, Batu Hidung, dan Air terjun Gulamo memercik membumi, memanggil derap langkah kaki. Lokawisata lainnya yakni, berada di Kecamatam XIII Koto Kampar.
Mulai dari Ulu Kasok, Kampung Patin Koto Masjid, Danau Rusa, Puncak Kompe, Tepian Mahligai, Sungai Gulamo, hingga Candi Muara Takus dan Sungai Kopu, siap memanjakan mata wisatawan.
Desa wisata Pulau Belimbing pun menjadi fantasi. Aliran sungai kampar berdecik mengalun indah di hadapan kokohnya rumah lontiok yang khas itu.
Beragam olahan ikan hasil kekayaan alam sungai kampar menggugah selera. Rumah makan Ikan kopiek ndak batulang berjajar rapi sepanjang aliran sungai Desa pulau belimbing.
Kala senja menghampiri, minuman khas Agar- Agar santan menjadi pelepas dahaga setelah penat sehari menjalani rutinitas dunia.
Selain itu, ada pula objek wisata religi sekaligus cagar budaya, yakni Masjid Jami Air Tiris. Keberadaannya selalu ramai dikunjungi wisatawan berbagai daerah. Di destinasi ini pelancong bisa beribadah sembari mengenal sejarah. Masjid ini dibangun pada tahun 1901, uniknya didirikan tanpa menggunakan paku, namun hanya menggunakan pasak.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar, Zamhur melalui Kepala Bidang Promosi Wisata, David Hendra mengatakan titik wisata di Kabupaten Kampar masih 30 persen yang tersentuh dan terkelola.
Ia menyebut dengan adanya pembangunan Tol Pekanbaru- Pangkalan, namun saat ini hanya sampai pada Desa Tanjung Alai dan memiliki Exit tol yaitu pintu Tol di Bangkinang dan pintu Tol di XIII Koto Kampar.
"Ini anugerah bagi kita, bagaimana ini bisa menjadi magnet wisata baik alam, Sejarah maupun kuliner," ujarnya di Bangkinang, Selasa (28/11/2023).
Disamping itu Kampar juga memiliki wisata sejarah. David mengatakan Kampar juga memiliki wisata sejarah yang epic. Seperti kisah pahlawan nasional Mahmud Marzuki. Bagaimana Ia pertama mengibarkan bendera Merah Putih di Riau, tepatnya di Simpang Kubu sepekan setelah tanggal kemerdekaan indonesia 17 Agustus 1945.
Pada waktu itu momen idul fitri, Mahmud Marzuki menjadi Khatib dengan 2 ribu jamaah yang diawasi oleh tentara Belanda.
Setelah sholat tersebut Ia mengibarkan bendera merah putih, disaat itulah Pahlawan Mahmud Marzuki ditangkap oleh Belanda. Kemudian informasi ini tersebar keseluruh Riau.
"Begitu heroiknya kisah ini, dan layak kita angkat ke layar lebar," ujar David.
Selain itu ada tugu Bangkinang- Kamppen di Belanda. Tugu ini berangkat dari kisah tawanan Ibu- ibu serta anak oleh tentara Jepang yang berlokasi di Batalyon Infanteri 132, Desa Salo.
Setiap tahun keluarga dari Belanda datang untuk mengunjungi pusara nenek moyang mereka di Desa Salo tersebut.
"Tentu dengan wisata sejarah ini, Kampar bisa dikenali oleh dunia internasional," tukasnya. Adv