Punya Historis Kuat, Rumah Madu Wilbi Manfaatkan Transaksi Digital QRIS BRI

KAMPAR- QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah metode pembayaran menggunakan QR Code yang dapat digunakan di Riau. 

QRIS BRI dapat digunakan di berbagai tempat, seperti, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pusat bebelanjaan bahkan pedagang kaki lima.

Salah satu pengguna BRI merchant adalah UMKM Rumah Madu Wilbi. Pemilik, Lenny Listyarini mengatakan bahwa memiliki histori yang panjang dengan Bank plat merah tersebut. Ia sudah menjadi nasabah BRI sejak tahun 1998 silam.

Ia menyebut bahwa selama menggunakan transaksi digital QRIS sangat membantu dalam menjalankan usaha. 

"Kami sudah menggunakan transakasi digital BRI ini sejak tahun 2021 lalu," ujarnya di Galeri Rumah Madu Wulbi, Kecamatan Kuok, Senin (17/3/2025).

Ia mengatakan Galeri madu Wilbi mempunyai berbagai varian hasil olahan produk madu. Produk andalan berupa madu Honey Forest, Madu Propolis dan madu Superfood. 

Madu Honey Forest merupakan madu murni dari lebah apis dorsata yang sering dijumpai dihutan Riau, umumnya pada pohon sialang. Madu ini dihargai Rp. 125.000 perbotol ukuran 225 ml.

Madu Propolis yaitu madu yang dicampur dengan propolis,  getah yang dihasilkan lebah madu. Propolis memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti anti-mikroba, penyembuh luka, dan menjaga daya tahan tubuh. Madu Pripolis ini dihargai Rp. 130.000 per botol 225 ml.

Kemudian Madu Superfood merupakan gabungan dari empat macam hasil lebah, yaitu madu, propolis, royal jelly dan bee pollen. Madu ini dijual dengan harga Rp. 135.000 per botol 225 ml.

"Jadi satu botol ini sudah lengkap bagi kesehatan tubuh kita," ujar Lenny.

Lenny mengatakan bahwa selama ini yang menjadi konsumen dari rumah Wilbi tidak hanya warga tempatan, tetapi juga berasal dari Kota Pekanbaru.

Untuk platform penjualan, Lenny mengatakan bisa juga diakses melalui katalog Website resmi di www.rumahmaduwilbi.com.

"Zaman sekarang segala sesuatu sangat mudah, baik dalam promosi maupun bertransaksi. Dan itu semua ada pada program yang dilakukan oleh BRI," sebutnya.

Sementara itu, Pimpinan Cabag BRI Bangkinang, Adi Setia Wardhana mengatakan bahwa 50 persen pelaku usaha pada BRI Bangkinang sudah menggunakan QRIS. 

"Tetapi dalam praktiknya, ditemukan sekitar 20 persen sampai 30 persen penggunan aktif," ujarnya.

Ia mengatakan ternyata masyarakat masih banyak yang kurang mengerti dalam mengguankan QRIS ini. Dan ada juga pelaku usaha yang masih percaya dengan metode konvensional, berupa transaksi tunai.

Seperti di pedesaan transaksi digital ini sangat minim, tetapi untuk masyarakat perkotaan ini menjadi alat transaksi yang diperlukan.

BRI mendorong para pelaku UMKM dan masyarakat untuk memanfaatkan transaksi digital. "Kami terus sosialisasi untuk menggesa penggunaan ini," pungkasnya. Herdi

Editor : Herdi Pasai



Bagikan