UIN Rohil Duet Dengan BBPOM Pekanbaru Taja Sultan Sapa UMKM

BAGANSIAPIAPI - Usaha Kecil Menengah-Industri Kecil Menengah Nusantara (UIN) Kabupaten Rohil duet dengan Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, menaja kegiatan sapa UMKM layani dan temui konsumen (Sultan).

Dikatakan Kepala BBPOM Pekanbaru, Yosef Dwi Irwan mengatakan, bahwa terlaksananya kegiatan ini merupakan sinergi pendampingan terpadu yang ramah lingkungan. Jadi, ini merupakan salah satu bentuk dukungan Badan POM yang berkolaborasi dengan kepentingan untuk melakukan percepatan access perizinan.

"Kita sangat puas dalam kolaborasi ini khususnya dengan hal proses perizinan di sana kita libatkan terkait dengan NIB kemudian NPWP hingga sertifikat halal," kata Yosef.

Inti dari kolaborasi ini bagaimana pelaku UMKM bisa ramah lingkungan dan bagaimana juga memberikan kontribusi mendorong meningkatkan wearness pelaku usaha dan UMKM, agar mereka juga ikut memilih pemahaman kesadaran tentang arti penting menjaga lingkungan, salah satunya dengan melalui pemilihan sampah.

"Kita berharap kesadaran dan peran serta UMKM dalam menjaga lingkungan. Seperti pengolahan sampah organik dan anorganik yang tentunya memiliki nilai ekonomis," sebutnya.

Ketua UIN Rohil, Nur Azmi S. Farm mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih sekali bahwa hari ini, Kamis (8/6) UKM IKM Nusantara (UIN) Rohil dapat berkolaborasi dengan Balai BPOM Riau, dan memfasilitasi pihaknya pelaku usaha dalam rangka mengikuti sosialisasi Sultan Sapa UMKM layani dan temui konsumen.

"Nah, ini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk dari para pelaku usaha. Kami bersinergi dengan beberapa OPD ada dari Disperindagsar, Dinas Koperasi, UMKM, DPMPTSP dan Dinas Kesehatan," Nur.

Untuk permasalahan UMKM ini, lanjutnya, mestinya harus bersinergi, berkolaborasi dan saling keroyokan untuk program-program meningkatkan kualitas dan produksi dari UMKM, agar UMKM mampu meningkatkan perekonomian dari penjualan produknya yang berkualitas.

Kemudian, UMKM nantinya bisa menerima order yang boleh dikatakan ada peningkatan. "Jadi, bagi mereka pelaku usaha yang sudah naik kelas yang tadinya produksinya baru satu kilo naik lima kilo hingga menjadi 200 kilo dan ton," ucapnya.

Kemudian itu, IKM yang ada saat ini masih di bawah Rp 5 miliar tentu itu termasuk mikro. Karena sudah industri kecil menengah dan  ini harus memiliki NPWP.

Masih kata dia, selama dua tahun UKM IKM Nusantara ini berdiri, kiprahnya selama ini di Rokan Hilir dalam mendorong katalisator antara pelaku usaha untuk melakukan percepatan perbaikan kualitas dan juga meningkatkan potensi yang mereka punya melalui pelatihan-pelatihan yang kita lakukan. 

"Seperti hari ini, Alhamdulillah kami UKM IKM Nusantara juga menerima kerjasama dengan perusahaan yang nanti Insya Allah produknya kita akan launching," sebut Nur Azmi.

Nur Azmi berharap, melalui organisasi ini kedepannya UMKM Rohil dapat berkolaborasi dengan pemerintah dan juga perusahaan, karena UMKM ini tidak bisa berdiri sendiri sebab UKM IKM Nusantara butuh bekerjasama terkait dengan kementerian dan BPOM.

"Alhamdulillah pemerintah kita sangat support melalui OPD nya. Kami juga berharap ke depan nanti ada penyerahan sertifikat secara keseluruhan. Mungkin karena terkait sertifikat yang saya dapat informasi untuk di Rohil itu sudah mencapai ratusan," pungkasnya. Infotorial

Editor : Herdi Pasai

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*