Wan Dance Studio Boyong Tali Bapilin Tigo ke Amerika Serikat

PEKANBARU- Sanggar Wan Dance Studio (WDS) asal Provinsi Riau akan terbang menuju negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Keberangkatan tersebut merupakan undangan penampilan seni tari kontemporer oleh komunitas seni di New Jersey.

"Tak ada aral melintang, nantinya kami akan tampil pada tanggal 10 Desember bulan depan," ujar pimpinan sanggar WDS, Wan Harun Ismail di Pekanbaru, Senin (20/11/2023).

Adapun misi WDS adalah berbentuk interaksi budaya dalam pertunjukan seni tari kontemporer. Secara basic berangkat dari tradisi kebudayaan Kampar.

Ia mengatakan konsep yang diambil berupa Tali Bapilin Tigo, Tigo Tungku Sajorangan. Artinya konsep penuh dengan muatan lokal tentang bagaimana kehidupan masyarakat tersebut yang dipenuhi dengan tiga unsur, yaitu pemimpin, ulama dan ninik mamak.

"Nah konsep inilah yang ingin kami persentasikan menjadi karya baru yang akan melibatkan alat musik tradisional Kampar seperti oguong dan sastra lisan," ujarnya.

Sebelumnya WDS tampil pada pagelaran akbar Solo International Performing Arts (SIPA) kembali digelar tahun ini. Dihelat di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, pertunjukan seni bertaraf Internasional ini mengangkat tema Art as The Spirit of Life Changing.

Pelaku seni yang berasal dari 11 negara diantaranya Indonesia, Spanyol, Turki, India, Korea, Malaysia, Singapura, Australia, Brazil, Prancis, dan Jepang, tampil secara bergantian selama 3 hari pelaksanaan SIPA 2022 yakni tanggal 8-10 September 2022 lalu.

Wan Dance Studio tampil dengan membawakan karya berjudul Long, yang merupakan adaptasi dari Joget Dangkong, tarian Melayu Kepulauan Riau dengan Wan Harun sendiri yang bertindak sebagai koreografer.

Wan Harun Berharap dengan adanya penampilan internasional ini, budaya lokal Kampar semakin terkenal dan bisa menjadi referensi bagi pegiat seni di negara manapun.

Ia mengatakan kegiatan ini mendapat dukungan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Akan tetapi ada beberapa hal yang menjadi hambatan WDS, terutama dalam finansial. 

"Untuk Visa sama tiket pesawat sudah ditanggung, akan tetapi akomodasi, tranportasi lokal dan biaya yang lainnya belum terpenuhi," ujar Wan Harun

Wan Harun menyebut, Pemerintah Kabupaten Kampar (Pemkab) siap mendukung kegiatan ini. 

"Akan tetapi sampai saat ini belum ada realisasi," risaunya.

Sementara itu Pemkab Kampar melalui Sekda Kampar, Hambali ketika dikonformasi mengenai kegiatan WDS lewat pesan whatsapp belum juga ada tanggapan. herdi

Editor : Herdi Pasai

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai*